Inspired by Lyric Always - Rap monster
suatu pagi, ketika aku terbangun
aku
berharap aku mati
aku
berharap seseorang membunuhku
dalam
kesunyian ramai ini
aku
hidup untuk memahami dunia
tapi
mengapa dunia tak pernah memahami aku?
Kata-kata itu selalu terngiang di
otakku, entah mungkin aku sudah capek atau emang aku sudah hampir menyerah
dalam hidup ini? Lagu ini walaupun aku tak mengerti bahasanya tapi aku mengerti
perasaan sang penulis lagu yang begitu capek dengan dunia ini. Aku pun sama.
Merasakan capek dengan dunia yang selalu ingin dipahami.
Sekarang pukul 11 siang,
seharusnya aku sudah berada di kampus, tapi entah mengapa aku betah berada di
rumah sambil melihat arti dari lagu ini. Aku ingin benar-benar mengerti lagu
ini agar bisa merasakannya lebih mendalam. Iya, sekarang aku mengerti arti lagu
ini yang ternyata sama dengan perasaanku saat ini. Perasaan yang tak mungkin
bisa aku katakan kepadanya siapapun.
Sebenarnya
hari ini ada sebuah pertunjukkan seni di kampusku, namun aku merasa malas untuk
melihatnya, apalagi setelah kejadian yang sangat membuatku kesal. Kemarin, Rabu
tepatnya, aku sedang jatuh cinta kepada seorang Rapper asal Korea. Kim Nam Joon. Entah mengapa, aku sangat
menyukainya saat ini dan bisa menyembuhkan hampir setengah rasa depresiku.
Mungkin aku
terdengar gila karena sampai saat ini masih saja belum bisa sembuh dari
depresi, namun itu kenyataannya. Oh iya, aku hampir lupa menceritakan alasanku waktu
kemarin sangat kesal. Kemarin, aku sedang makan sate kambing kesukaanku di
kantin sendirian, teman-temanku masih di kost sedang mendengarkan lagu dari boygrup kesukaan mereka sambil menunggu
jam masuk kelas. Aku makan ditemani suara Nam joon, lalu tiba-tiba datang
seorang laki-laki mungkin tinggi dan mungkin juga tidak datang menghampiriku,
ia mencopot headsetku, aku tatap dia dengan tatapan sinis.
“Apaan
sih?” kataku kepadanya
“Mau sampai kapan sih kamu dengerin si monster
itu?” katanya sambil mengambil satu sate kambingku.
“Sampai
semua tugas di dunia ini hilang dan sampai semua orang yang munafik ini musnah,
lalu sampai semuanya memahami keinginanku,” kataku sambil menikmati sate
kambingku, “lagian keliatan risih banget sih kamu kalau aku dengerin si Nam
joon, lagian enak juga kok semua lagunya.”
“Jelaslah
aku risih,” katanya sambil memegang air mineral yang sedari tadi ia pegang
namun tak ia minum, “kamu seperti punya dunia sendiri, nggak ada bahasan lain
apa selain ngomongin si monster itu?”
“Kamu pergi
aja deh, nggak mood makan deh jadinya.” Kataku sedikit mendorong dia pergi.
“Tuh kan,
kamu jadi emosian banget, ya udah bye!!!!” Katanya sambil pergi meninggalkanku.
Kesal sekali
rasanya, selalu saja kayak gitu setiap aku ngomong soal Nam Joon ke dia,
apalagi dia mengatai Nam Joon monster, yang lengkap dong dia itu Rap Monster,
aarrrggghhhhhhhhhh….sudahlah, bahkan yang membuat aku kesal sekali mengingat
pada saat laki-laki itu ada di luar kota dia nggak baca pesan dariku, sahabat
macam apa dia?
***
Saat ini
aku sudah berada di kampus tepat pukul 1. Aku melihat di sekeliling kampus yang
sangat ramai dan aku merasa sendiri, entahlah apakah ini efek aku selalu
mendengarkan lagu ini? bukan pasti, ini hanya perasaan aku saja yang tidak bisa
berdamai dengan diri sendiri hingga membuat pertengkaran dengan sahabatku
sendiri.
Always, setiap aku merasa sendiri tidak
ada satupun yang coba untuk mengerti keadaanku atau aku yang tak mengerti
keadaan? Kira-kira dimana sahabatku itu? Sudahlah mungkin dia sedang marah juga
denganku, karena daritadi aku tidak membalas pesannya.
Aku akhirnya
memutuskan untuk pergi ke aula. Sesampainya depan aula, aku mendengar suara lantunan
musik lagu always yang sering aku
dengar akhir-akhir ini. Aku pun masuk ke dalam aula dan laki-laki yang kemarin
membuatku kesal itu sedang berada di panggung sambil bersiap untuk bernyanyi,
ah bukan nyanyi tapi nge-rap, tapi sejak kapan dia bisa nge-rap?
Aku pun
terpaku diam di samping kursi penonton sambil melihat laki-laki itu yang tak
lain sahabatku nge-rap dengan bahasa Korea, aku merasa terharu dan ingin
menangis. Aku tahu dia nggak terlalu suka dengan lagu Korea, tapi aku terharu
karena dia sahabat yang tidak mau melihat aku sendiri.
“Untuk
kamu yang sedang merasa ingin mati, dengarkanlah lagu ini agar hati kamu
tenang, karena dengan mendengarkan lagu sedih hatimu bisa terobati,” Kata laki-laki
itu begitu selesai nge-rap dan masih di atas panggung, “oh, tapi jangan
keseringan juga sampai kamu nggak bisa lihat dunia sekitar, kamu bisa melakukan
dengan baik, jadi jangan pernah menyerah sama dunia yang hanya ingin dipahami
oleh kita.”
Kata-kata laki-lakiku
itu alias sahabatku itu menampar sekaligus menyadarkanku, bahwa dunia memang
ingin kita memahaminya, tapi dibalik itu semua pasti ada kebaikannya yang akan
terjadi. Sahabatku pun melihat ke arahku dengan tatapan malu, dan aku bertepuk
tangan sebagai tanda bahwa aku menghargai usahanya yang ingin memberitahuku bahwa
ada orang yang mengerti kamu dan tidak akan membiarkanmu sendiri seperti
perasaan dalam lagu yang habis ia tampilkan.