Pukul 17.00 wib, sore hari yang menurutku agak mendung. Rasanya lelah sekali karena di ajak jalan-jalan dan lupa membawa jaket. Pokoknya mau rontok aja deh semua badanku. Sesampainnya di rumah, aku langsung menuju kamar untuk menganti celanaku dengan celana pendek dan menjepit rambut panjangku yang gatal itu dengan jepit bunga khas Bali. Saat aku keluar dari kamar, aku melihat seorang cowok berbadan tinggi keluar dari mobil dengan memakai baju warna biru jeans serta celana jeans style gembrong dan mengendong seorang anak balita.
Aku pun memicingkan mataku sampai benar-benat sipit. Ternyata orang itu sahabat penaku. Ku urungkan niatku untuk pergi wudhu dan entah mengapa aku langsung salah tingkah. Mau ke kamar? tidak mungkin padahal kamar juga udah ke buka, terus kalau mau ke kamar mandi dulu? kan belum menyapa. Sahabat lama itu 3 tahun nggak ketemu. Akhirnya aku pun memutuskan untuk pura-pura nonton TV saja.
"Mbak, itu Eko." Kata sepupuku yang baru saja masuk kuliah.
"Iya aku udah tahu," kataku sambil berdiri dan berjalan ke arah sepupuku itu, "dek, suruh sini orangnya."
Ia pun menganggukan kepalanya dan langsung memanggil namanya. Aku pun langsung salaman sambil bengong. Benar-benar tinggi, sungguh menakjubkan tinggi sekali dan aku pun langsung mencari sisi apik-nya orang itu serta mencocokkan dengan apa yang baru saja om ku katakan beberapa hari yang lalu.
"Oh, kamu orangnya. Ku kira pendek." Kataku dengan cuek tapi sedikit tersenyum.
Karena ada Ibu dan Bapaknya, aku juga langsung salim sambil tersenyum. Lalu aku pun permisi untuk shalat serta berterima kasih kepada ALLAH. Akhirnya aku bertemu juga.
Setelah Shalat aku pun keluar dari kamar, aku melihat cowok berbadan tinggi itu sudah tidak ada. Aku mengira pasti sedang di kamar adik-adikku. Ku buka pintunya dan ternyata ada. Aku pun berkata, "Kok pada di sini, kenapa nggak keluar? Oh ya, ku kira kamu pendek."
Suasana mendadak benar-benar hening, suara orang yang ada di hadapanku hampir tidak terdengar. Saking kecilnya, seperti tidak mengerti bahasaku.
"Mbak, kata Eko mana oleh-olehnya?" Kata sepupuku yang baru masuk kuliah.
"Nggak sempet, Mas." Kataku yang tiba-tiba memanggil dia dengan sebutan mas.
"Itu si Eko yang nanya bukan aku." Katanya sambil bengong.
"Aku jawabnya ke dia, dek." Jawabku kesal.
"Oh ya aku lupa, ya udah pada keluar."
"Ya ayo tapi kalian juga keluar, kalau nggak ada satu orang pun yang mau nemenin aku. Pokoknya aku pundung." Kataku seakan tahu apa yang mereka rencanakan.
"Ya, iya mbak. Ayo wis keluar"
Mereka pun keluar kamar dan dia mengikuti aku ke depan rumah. Padahal aku belum mau mengobrol tapi aku kan mau ke rumah Eyang dulu. Tadinya karena dia udah duduk manis, aku pun juga duduk sebentar sambil menyandrai Iam, tapi adikku udah manyun dan mengajakku untuk cepat ke rumah Eyang. Untungnya dia sabar, dia menyuruhku untuk menemani adikku dulu.
Bersambung .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
If you want a polite comment!!!