Rabu, 24 Oktober 2012

Long Distance R? 8

(16 Agustus 2012)

        "Sudah siap semuanya?" tanya papaku.
"Sudah pa, ayo kita berangkat." Kataku senang.
Akhirnya kita berangkat menuju kampung dimana papaku dilahirkan. Papaku pastinya sudah kangen berat dengan almarhum kakek dan nenek. Aku juga nggak sabar untuk bertemu dengan sepupuku dan Eko. Di perjalanan yang panjang, aku sama sekali nggak SMS-an yang ada aku twitter-an.

(18 agustus 2012)
       
         Pagi hari yang cerah, menurutku. Karena akhirnya sampai juga, aku pun langsung tiduran di kamar tidur yang sudah di sediakan oleh tante. Adik sepupuku belum bangun dari mimpinya kecuali sepupuku yang sekarang duduk di bangku kuliah jurusan ilmu komunikasi itu. Kelihatannya sedang asyik dengan dapurnya, seakan dia itu chef master yang sedang melakukan experimen.                                                                                                                                         Pukul 10 pagi tepatnya, adik sepupuku yang bernama Agil keluar dari kamarnya dengan wajah acak-acakkan tapi tetap keren. Menurut analisisku, tapi kalau analisis orang lain pastinya beda. Aku pun langsung menyapanya.
"Hai dek, kenal Eko?" tanyaku dengan wajah datar.
"Ya ampun mbak, pagi-pagi udah nanyain si Eko." Jawabnya senyum.
"Ya, nggak apa-apa. Mbakmu ini penasaran."
"Cieeee, mbak mau ketemuan nih," katanya tersenyum dan sedikit berlari menuju dapur, " mbak, katanya mbak Kania mau ketemu sama Eko."
"Adeuhhhh, mbak ceritanya sama si Eko?" Kata sepupuku yang seperti chef itu.
              Wajahku pastinya sudah seperti udang rebus bila mengaca di kaca mobil atau kaca istana sekalipun. Rasanya aku mau teriak, saking malunya. Padahal cuma nanya aja, kok hebohnya se-Indonesia raya. Ini baru mau ketemu Eko, apalagi kalau aku dipeluk dan dicium Lee seung gi?.
"Habis penasaran dek, mbak udah kenal 3 tahun lewat Facebook." Kataku dengan tenang.
"Oh kamu kenal sama Eko?" tanya wanita berambut agak ikal itu.
"Hmmm, ya tante. Kata dia, dia pernah tinggal di sebelah rumah."
"Ya dulu emag di sebelah, cuma sejak Eyang(Nenek)-nya meninggal. Dia jadi tinggal di rumah peninggalan Eyang-nya itu." Kata wanita berambut ikal itu.
"Oh gitu ya tan."
"Tapi, Eko-nya lagi ke Madura loh." Kata Agil yang daritadi senyam-senyum sendiri.
"Udah tahu dak yey, jadi agak mustahil juga untuk bertemu." Kataku sambil berjalan menuju kamar.


Bersambung.....


             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

If you want a polite comment!!!